Minggu, 05 Februari 2012

Koruptor versus Edukator (Pendidik)

     Dunia ini memang panggung sandiwara setiap kita dapat satu peran yang harus kita mainkan. Ada peran wajar ada pula peran berpura-pura, ada peran si jahat ada pula peran si baik hati semua itu terjadi bergantung lingkungan (situasi-kondisi) dan kesempatan dalam kesempitan serta hati nurani.
    Bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda, bagaikan langit dan bumi atau juga antara hitam dan putih. Baik profesi koruptor maupun profesi edukator(pendidik) lahir karena adanya perpaduan karsa (=kemauan) dan karya (=menghasilkan sesuatu). Apabila dalam diri kita cenderung muncul kemauan yang menghasilkan sesuatu yang tidak baik maka jadilah kita seorang koruptor koruptor bila dalam diri kita cenderung muncul kemauan yang menghasilkan sesuatu yang baik jadilah kita seorang pendidik. Sesuatu yang tidak baik itu adalah suatu karya yang didasari oleh harta sedangkan sesuatu yang baik itu adalah suatu karya yang didasari oleh talenta.
    Koruptor bagaikan seorang bangsawan yang berdarah biru yang haus akan hormat dan sanjungan dan terkenal akan lahan basahnya sedangkan edukator(pendidik) bagaikan seorang rakyat jelata yang berdarah merah karena untuk mempertahankan hidupnya harus berdarah darah dan tidak haus akan hormat dan sanjungan dan terkenal akan lahan keringnya oleh karena itulah edukato(pendidik=guru) dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar