Kamis, 01 Desember 2011

GURUKU INSPIRASIKU

Jumat, 25 Nopember 2011 22:05:00 WIB
kick andy
Bicara soal guru memang tidak ada habisnya di negeri ini. Berbagai persoalan seperti gaji yang kecil dan tidak mencukupi sudah bukan suatu berita yang menarik lagi. Namun jika kita membicarakan soal perjuangan para guru yang tanpa kenal lelah dan tanpa pamrih sering kita masih berdecak kagum. Dalam rangka menyambut HUT Metro TV yang jatuh pada 25 November 2011 kali ini, Kick Andy sengaja menampilkan  para guru atau pendidik yang benar-benar inspiring untuk menjadi narasumber. Tidak hanya itu, kami juga mengundang sekitar 600 orang guru teladan dan berprestasi se Jabodetabek untuk hadir di studio Metro TV.
Jadi tema Kick Andy kali ini memang benar-benar untuk dan buat guru-guru.
Kisah pertama kami menampilkan seorang dokter Irina Among Praja. Tentu Anda bertanya kenapa dokter? Ya, wanita dokter dari Bekasi, Jawa Barat itu sengaja meninggalkan profesinya sebagai dokter untuk terjun ke dunia pendidikan. Sejak 2001 lalu Irina sengaja mencurahkan perhatiannya kepada pendidikan anak-anak pemulung di sekitar daerah Bekasi. “Saya suka trenyuh melihat anak-anak pemulung itu. Seharusnya mereka bermain dan bersekolah. Tapi, karena keadaan yang memaksa mereka harus mencari nafkah dengan memulung,” ujar Irina. Bersama-sama temannya ia menyewa sebidang tanah bekas tempat sampah, untuk digunakan sebagai sekolah.
Kisah kedua datang dari Lembaga Pemasyarakatan Anak Tangerang. Seorang gadis muda terpanggil membaktikan dirinya menjadi guru untuk anak-anak penghuni LP. Neng Sulastri mengaku, awalnya tidak sengaja menjadi guru di LP. “Saat itu saya sedang lewat di depan LP. Dan ketika saya melihat anak-anak itu sedang mengintip dari jendela LP, hati saya tergerak untuk berbuat sesuatu,”kata gadis yang saat ini sedang menuntut ilmu ke jenjang S2. Ia kemudian meyakinkan kedua orangtuanya yang awalnya tidak setuju. Dan, gadis kelahiran 1987 itu  tidak mengharapkan imbalan apapun dari jerih payahnya selama tiga tahun mengajar di LP Anak, Tangerang, Banten.

Kisah selanjutnya kami menampilkan Buyung Thalib Ama. Pria yang hampir menderita kebutaan di kedua matanya itu benar-benar luar biasa dalam mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang guru. Sejak lulus SMP ia ditolak meneruskan ke SPG, Sekolah Pendidikan Guru. Ia pantang menyerah, setamat SMU ia menjadi guru privat. Berbekal upah guru privat itu, ia bahu membahu bersama istrinya untuk mendirikan sekolah di daerah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Yang membuat kita berdecak kagum adalah upaya suami istri itu. Mereka terpaksa menjual rumah satu-satunya yang mereka tempati untuk mewujudkan impian mereka yaitu membangun sebuah sekolah. Kini  Buyung sudah berhasil menjadi guru dan mempunyai sekolah sendiri. Namun, ada kesedihan yang mehinggapi hatinya karena istri yang dicintainya tidak bisa melihat bangunan sekolah itu karena sudah menghadap Sang Khalik.
Apa yang dilakukan oleh tiga para narasumber diatas adalah benar-benar terjadi dan seakan menampar hati nurani kita. Untuk itulah pada kesempatan spesial ini kami sengaja memberikan apresiasi kepada ketiga narasumber di atas. Sementara kepada para penonton yang hadir di studio kami juga memberikan hadiah. Kepada 600 guru teladan  dan berprestasi se Jabodetabek masing – masing mendapat satu buah camera digital dari Panasonic Gobel Indonesia. Tidak hanya itu,  sebanyak 200 guru yang terpilih,  masing-masing mendapatkan tiket Jakarta – Bali – Jakarta dari Sriwijaya Air dan akomodasi dua malam  dari Tolak Angin Sido Muncul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar