Perang buku di Pasar Festival (Anes)
Minggu, 04/12/2011
Jakarta - Jangan bayangkan perang berdarah-darah. Ini perang-perangan ala pencinta buku di 'Pulau 1.000 Buku', seru!
Itulah yang terjadi di Festival Pembaca Indonesia 2011 di Plaza Area, GOR Soemantri Brojonegoro, Pasar Festival, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Minggu (4/12/2011). Book war, perang buku!
Pulau itu adalah meja berukuran 2 x 6 meter yang bertebaran sekitar 100 buku di atasnya. Buku-buku itu bisa diambil para pencinta buku. Namun ada syaratnya.
"Syaratnya, mereka (peserta book war) harus bawa buku untuk ditukarkan dengan buku yang sudah mereka incar di meja," ujar Ketua Panitia, Silvana, ketika ditemui di lokasi acara.
Konsepnya sederhana, peserta book war akan mengelilingi meja lalu balik badan sambil memegang buku mereka. "Saat panitia memberi aba-aba, serentak peserta berbalik badan dan silakan berebut buku incaran," jelas Silvana.
Dan benar, 40 peserta sangat antusias mengikuti perang buku. Begitu hitungan panitia tiba di angka lima, peserta yang tadinya membelakangi meja dan mengangkat buku bawaannya serentak berbalik badan dan mengambil buku yang telah mereka incar sebelumnya.
"Yes, dapat juga," ujar seorang peserta yang mengincar buku karangan Dan Brown.
Desya (21), peserta lainnya, tampak berseri-seri saat keluar dari arena perang buku. Bagaimana tidak, delapan buku telah beralih ke tangannya, tentunya dengan barter lewat book war.
"Seru, menarik karena buku-bukunya langka," tuturnya sambil mengatur nafas menanggapi book war.
Tak jauh beda dengan Desya, Tata (33) yang sudah hadir dari awal acara pun tampak senang keluar dari kerumunan 'Pulau 1.000 Buku'. Tiga buku incarannya sudah terkepit di tangan.
"Seru! Kalau bisa setahun dua kali," tutur gadis asal Bintaro ini menanggapi rangkaian acara Festival Pembaca Indonesia.
Konsep berbeda pada Festival Pembaca Indonesia ini diusung Goodreads Indonesia. Dengan mengusung tema "Jelajahi Dunia Membaca", komunitas yang berdiri sejak 2007 ini telah berhasil menarik peminat baca, khususnya dari Jakarta.
"Ini semacam miniatur dari kegiatan Goodreads Indonesia sendiri," kata Silvana.
Silvana menambahkan alasan mengambil tema tersebut karena ingin membuat pembaca tidak sekadar buka buku, membaca, terus kelar. Akan tetapi, pembaca dapat bertualang dengan masuk ke dalam bacaan, meresapi apa isinya, dapat berinteraksi lewat diskusi, mereview buku, dan lain-lain.
"Jadi, konsep acaranya petualangan," tambahnya.
Keunikan acara ini, menurut Silvana, terletak pada konsep acara, yakni pameran para pembaca atau komunitas baca. Berbeda dengan pameran buku lainnya yang hanya menjual buku meskipun ada talk show-nya.
"Yang unik, ini acara utamanya pameran para pembaca atau komunitas baca, yaitu pameran koleksi," jelas Silvana.
Pameran Koleksi Buku tersebut diberi nama "Negeri Para Pembaca", yaitu gugusan negeri pembaca di mana pemilik stan merupakan pemilik negeri yang akan membawa pengunjung untuk menjelajahi dunia bacanya. Di sini, pengunjung dapat mengunjungi stand buku-buku yang pernah dilarang terbit, majalah, komunitas pencinta Harry Potter, pecinta dongeng, pecinta Batman, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar